Jumat, 17 September 2010

STILL UNTITLED

I waiting for a mystery of wait.

Kemaren ini saya melakukan dua hal yang cukup penting bagi saya, dan setidaknya untuk hubungan saya dengan beberapa orang teman. Persamaannya adalah keduanya bisa saja sama-sama berakhir menyakitkan, perbedaannya adalah yang satu sudah pasti, saya ulangi pasti berakhir menyakitkan dan yang satu lagi masih bisa saja walaupun kemungkinan besar berakhir menyakitkan juga.
Saya sudah mengakhiri sesuatu dan mencoba memulai sesuatu yang baru. Untuk memulai sesuatu itulah saya menunggu, mungkin semuanya akan bertanya kenapa harus menunggu? Kenapa tidak langsung memulai saja sendiri? Well, yah apa yang ingin saya mulai dari awal lagi tidak lagi tergantung pada diri sendiri tapi ini berkaitan dengan orang lain. Saya sudah melakukan apa yang perlu saya lakukan untuk memulai sesuatu yang baru tersebut, yang kurang mungkin adalah kesabaran. Dan sekarang itu sudah jauh berkurang, waktu dan situasi sekarang membuatnya melorot jauh. Alih-alih semakin mendekati kenyataan, waktu dan situasi justru semakin rumit membuatnya semakin jauh dari kata “menjadi kenyataan”.
Dari sini saya dapati bahwa kesabaran itu erat sekali dengan keyakinan. Saya menjadi tua dengan cepat dan sekarang sedang sekarat, kalau seandainya umur saya diukur dengan keyakinan terhadap apa yang tunggu-tunggu. Yah, saya kehilangan keyakinan perlahan, it’s just gone. Saya merasakan itu, dunia terbalik seperti roda. Benar-benar terbalik, saya tadinya ada di atas sekarang tergeletak di bawah. Ternyata sangat susah untuk membuat orang lain bahagia. Saya akan tersenyum kalau orang lain itu juga tersenyum, tapi yang rumit adalah mempertahankan senyum 3cm tetap lebar ketika semua tidak berjalan sesuai keinginan.
Mungkin saya terlalu simple memandang ini, saya lupa bahwa saya sedang mencoba membahagiakan hati manusia juga, yang punya pikiran dan hati juga. Yah, tau apa saya soal membahagiakan orang lain. Sampai akhirnya sekarang saya terjebak dalam kerumitan ketidakpastian. Deadline tidak berlaku dalam kasus ini, itu lah yang membuatnya semakin menjadi rumit, kawan. Tidak ada dealine tidak ada tanggal pasti kapan jawaban itu akan datang, ketidakpastian. Absurd sekali, waktu sebagai hal paling pasti didunia ini sekarang justru berjalan menambah ketidakpastian, terus menggerus keyakinan.
Yah, saya mungkin sudah salah langkah tapi saya belajar dari sini. Dari situasi ini saya belajar, saya memang bermaksud baik ingin membahagiakan orang lain. Tapi saya mungkin lupa saya hanya manusia biasa terbatas pada waktu, keadaan, kesabaran dan keyakinan. Mungkin lain kali saya harus bilang, “Saya cuma manusia. Tidak akan pernah bisa membahagiakan kamu, tapi mintalah kebahagiaan mu pada Tuhan. Dan mungkin Ia akan memberikan kebahagiaan mu melalui saya”.

I still waiting for mystery of wait. But whatever ending that will comes, this “Yellow” will be always play for you or remind of you.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar