Minggu, 05 Februari 2012

5 Cara Agar Kentut Tidak Bau




Meski kentut merupakan reaksi alami tubuh, tapi kentut yang terlalu sering dan berbau tentunya membuat orang malu. Agar kentut bisa normal dan tak berbau busuk ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Apa saja? Menurut American College of Gastroenterology, rata-rata kentut 10 hingga 20 kali sehari masih dianggap normal. Dalam frekuensi normal, kentut merupakan hal yang sehat karena menandakan sistem pencernaan khususnya gerakan peristaltik usus hingga anus berjalan dengan normal.
Selain membuat ketidaknyamanan sosial, kentut yang berbau busuk bisa menyebabkan nyeri dan rasa tidak nyaman di perut. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat membantu mengurangi jumlah gas dalam tubuh.
Dilansir Livestrong, berikut beberapa mengatasi agar kentut tak berbau busuk:
1. Minum teh herbal
Minum teh herbal setelah makan dapat mencegah terbentuknya gas di usus. Breastcancer.org merekomendasikan teh chamomile atau peppermint, yang dapat membantu tubuh Anda mencerna makanan dengan benar sehingga mencegah kentut berbau. Teh hijau juga dapat membantu.
2. Batasi makanan yang memicu gas di perut
Terlalu banyak makan makanan yang tinggi serat seperti kacang-kacangan dan umbi-umbian dapat memicu gas di perut. Batasi sayuran seperti brokoli, kubis, kecambah dan kembang kol bila Anda sedang mengalami perut kembung. Alkohol dan minuman bersoda juga dapat membuat Anda lebih sering kentut dan berbau.
3. Perhatikan asupan produk susu
Perhatikan apakah gas dalam perut Anda meningkat saat mengonsumsi produk susu seperti susu, keju dan yogurt, karena bisa jadi Anda tidak toleran terhadap laktosa, yang bisa membuat Anda lebih sering kentut dengan bau yang busuk.
4. Rutin olahraga
Menurut MayoClinic.com teratur olahraga dapat membantu meringankan chronic intestinal gas (kentut yang berlebihan) yang menyebabkan kentut berbau busuk. Pilih latihan yang ringan seperti jalan kaki dan yoga, yang dapat membantu kerja sistem pencernaan yang sehat sehingga tidak menghasilkan gas yang berlebihan.
5. Ubah kebiasaan makan
Ubah kebiasaan makan Anda untuk membantu tubuh mencerna makanan dengan benar dan mengurangi udara yang masuk ke perut saat makan. Kunyahlah makanan dengan perlahan, mulut tertutup, tidak dengan gigitan besar dan tidak bicara saat makan. Jangan gunakan sedotan saat minum dan hindari permen karet untuk mencegah lebih banyak udara masuk ke perut.

Sumber : 5 Cara Agar Kentut Tidak Bau

Kamis, 02 Februari 2012

Merbabu II

Beberapa hari yang lalu saya bersama beberapa teman jalan-jalan menyusuri salah satu gunung yang cukup terkenal dikalangan pecinta alam Indonesia, yaitu Gunung merbabu. Gunung Merbabu ini adalah gunung bertipe strato, dan terletak diantara kabupaten Magelang dan Boyolali. Saya sendiri sudah pernah mendaki gunung ini sebelumnya, kira-kira dua tahun yg lalu.
Singkat cerita dalam tim pendakian kali ini (red : keren ya nyebutnya tim) terdiri dari 7 orang. Kami memulai pendakian dari base camp Wekas. Pendakian dimulai kira-kira pkul 11.00 WIB, waktu itu cuaca cukup cerah dan bersahabat. Sekitar jam 3 sore, setelah berjalan penuh semangat dan keceriaan tapi dengan napas ngos-ngosan akhirnya sampailah kita di camping ground. Sesuai dengan rencana kami pun mendirikan tenda sebagai tempat beristirahat. Namun hanya sampai sinilah keceriaan pendakian ini berlangsung. Sesaat setelah tenda berhasil didirikan cuaca menjadi sangat tidak bersahabat, badai datang menghantam. Angin kencang dan kabut tidak berhenti menderu, mendesak tenda yang dipancang hingga hampir rubuh. Kami pun terpaksa yang bisa berdiam diri didalam tenda dengan harapan besok badai akan reda dan cuaca memugkinkan untuk melanjutkan pendakian hingga ke puncak impian.
Rencananya pendakian menuju puncak merbabu ini akan kami lanjutkan pada jam 03.00 WIB dini hari. Namun apa daya badai yang menghantam sejak malam tidak berhenti hingga pagi. Kondisi yang agak membahayakan akhirnya membuat kami akhirnya membatalkan rencana ke puncak merbabu dan memutuskan untuk segera turun kembali. Kecewa? pasti karena batalnya impian untuk menjejaki puncak Merbabu, Kenteng Songo yang tersohor. Tapi keselamatan diri tentu lebih penting dari ambisi menjejak ke puncak merbabu untuk kedua kalinya.
jadi, pelajaran ini lah yang saya dapat dan secara langsung saya alami di pendakian kali ini. Kita terkadang terlalu berambisi mewujudkan ambisi dan cita-cita kita hingga hal-hal curang pun kita wajarkan untuk mencapai tujuan demi kebanggaan dan kepuasan diri. Semua kita lakukan demi yang kita inginkan, memaksakan diri hingga kita seringkali lupa membaca pertanda. Tentang membaca pertanda inilah yang saya alami dalam pendakian kemaren, kita semestinya tahu kemampuan diri sehingga seharusnya tahu kapan harus melangkah mundur satu kaki untuk kemudian berlari beberapa langkah kedepan, ini mungkin yang sebenarnya disebut perencanaan dan strategi. Toh pada akhirnya dalam pendakian itu saya memahami mendaki gunung bukan hanya soal sampai ke puncak tapi tentang proses dan perjuangan yang dialami dalam pendakian tersebut. It's a little bit same with life, isn't it?

Selasa, 20 Desember 2011

about mother's day

Hari Ibu adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.
Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebastugaskankan ibu dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya.
Di Indonesia hari ini dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional.
Sementara di Amerika dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hong Kong, Hari Ibu atau Mother’s Day (dalam bahasa Inggris) dirayakan pada hari Minggu di pekan kedua bulan Mei. Di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (dalam bahasa Inggris) diperingati setiap tanggal 8 Maret.
Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung Dalem Jayadipuran[6] yang sekarang berfungsi sebagai kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional dan beralamatkan di Jl. Brigjen Katamso. Kongres dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Dhien, Tjoet Nyak Meutia, R.A. Kartini, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, dan lain-lain.
Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara, pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan, pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak-anak dan kaum perempuan, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan gender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa.
Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938.[7] Peringatan 25 tahun Hari Ibu pada tahun 1953 dirayakan meriah di tak kurang dari 85 kota Indonesia, mulai dari Meulaboh sampai Ternate.
Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini.
Misi diperingatinya Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Di Solo, misalnya, 25 tahun Hari Ibu dirayakan dengan membuat pasar amal yang hasilnya untuk membiayai Yayasan Kesejahteraan Buruh Wanita dan beasiswa untuk anak-anak perempuan. Pada waktu itu panitia Hari Ibu Solo juga mengadakan rapat umum yang mengeluarkan resolusi meminta pemerintah melakukan pengendalian harga, khususnya bahan-bahan makanan pokok. Pada tahun 1950-an, peringatan Hari Ibu mengambil bentuk pawai dan rapat umum yang menyuarakan kepentingan kaum perempuan secara langsung.
Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1946. Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW). ICW berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa.
Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji keibuan para ibu. Berbagai kegiatan pada peringatan itu merupakan kado istimewa, penyuntingan bunga, pesta kejutan bagi para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari. sumber

Itu sekilas tentang hari ibu, mulai dari tanggal berapa diperingatin sampai sejarah singkatnya. Lepas dari cerita diatas memang sudah sepatutnya dalam satu tahun itu ada barang sehari yang dikhususkan untuk para ibu karena peran mereka memang sangat besar bagi setiap orang. Namun hari ibu tentu saja tetap tidak sebanding dengan jasa ibu-ibu yang perkasa itu, kita setiap hari, setiap detik bahkan harus berbakti pada ibu.
JADI, BAGAIMANA KABAR IBUMU HARI INI?


Kamis, 03 Februari 2011

Berparodi Lagi

Saya tertawa-tawa kecil dan sinis sendirian malam ini, agak seperti orang gila memang tapi saya tertawa seperti itu karena ada sebabnya. Hal yang menyebabkan saya tertawa adalah (lagi-lagi) kelakuan dan tindakan para politisi negeri ini. Ya kawan, kelakuan dan tindakan para politisi yang terpotret dalam media massa sungguh menggelikan. Sesaat saya berpikir mungkin kita ini sedang menonton sebuah pertunjukkan, pertunjukkan yang jauh lebih seru dari sebuah opera sabun, jauh lebih dramatis dari sebuah sinetron, dan jauh lebih lucu dari sebuah pentas lawak. Mungkin inilah tontonan paling lengkap yang selama ini dicari-cari, pertunjukkan ini sungguh berisi dan padat ibarat paket all in one. Sungguh menghibur pertunjukkan ini karena dalam ceritanya kita bisa menemukan sebuah ironi ala opera sabun sekaligus dengan ending tragis cerita sinetron yang diselingi guyonan-guyonan sinis nan renyah khas pentas lawak yang menghibur. Begitu lengkapnya pertunjukkan ini sampai saya tidak tahu lagi harus memberi sebutan apa untuk pertunjukkan nan lengkap ini, setelah berpikir saya kemudian memutuskan untuk menyebutnya sebuah komedi. Ya, inilah dia kawan sebuah sajian pertunjukkan elok lagi berkualitas yang niscaya akan senantiasa membuat kita tertawa-tawa kecil agak sinis persis seperti yang saya alami malam ini. Dengan sebuah tepuk tangan yang keras saya menyambut sebuah sajian pertunjukkan “KOMEDI ALA POLITISI”.
Nah, sekarang saya akan menceritakan sedikit gambaran tentang apa sesungguhnya yang saya sebut dengan “komedi ala politisi” ini. Saya ingin mulai dengan sebuah gambaran tentang negeri saya tercinta, Indonesia. Ada sebuah kisah yang sangat lah tepat menurut saya untuk menggambarkan Indonesia. Saya tidak tahu dari mana cerita ini berasal ataupun siapa yang menulis kisah ini pertama kali, saya hanya pernah membaca kisah ini di sebuah media online internet. Dalam kisah ini disebutkan bahwa Tuhan sedang tersenyum karena Ia baru saja usai menciptakan sebuah planet yang bernama Bumi, itulah planet yang kita tinggali sekarang ini. Tuhan kemudian memanggil para malaikat dan mengatakan bahwa Ia baru saja menciptakan sebuah planet bernama bumi yang kelak akan ditinggali manusia. Tuhan kemudian mengatakan pada para malaikat itu bahwa bumi ia ciptakan dengan keseimbangan yang sangat sempurna disetiap sisinya. Bumi belahan utara seperti amerika utara dan eropa utara diciptakan sebagai sebuah tempat yang penuh dengan peluang dan bisa membuat orang yang tinggal disana hidup sejahtera tapi pada saat bersamaan disana diciptakan iklim yang sangat dingin dan ekstrim sehingga tidak mempunyai kekayaan alam yang berlimpah. Kalau bergerak ke arah eropa selatan, disana Ia menciptakan sebuah tempat yang tidak terlalu kaya namun memiliki iklim yang lebih hangat dan bersahabat. Tuhan juga menciptakan dataran es yang sangat dingin namun disaat bersamaan Ia menciptakan gurun yang sangat panas namun kaya akan minyak. Setelah menjelaskan berbagai tempat di bumi sampai lah giliran sebuah kepulauan di ujung timur bumi untuk dijelaskan, ya itulah Indonesia tercinta kita. Tuhan kemudian bercerita pada malaikat bahwa kepulauan itu (Indonesia) memiliki alam yang indah dengan kekayaan alam yang luar biasa berlimpah, lebih banyak dari bagian manapun dibumi. Di sana juga akan diturunkan manusia-manusia yang santun dan ramah penuh senyum dan rasa hormat pada orang lain. Mendengar hal itu malaikat bertanya, kenapa hanya hal-hal bagus dan baik saja yang diciptakan di Indonesia bukankah tadi bumi diciptakan dengan keseimbangan disetiap sisinya. Dan akhirnya sembari tersenyum Tuhan berkata, “tunggu saja sampai Aku menurunkan orang-orang bodoh sebagai pemimpin mereka”.
Dan rasanya memang seperti itulah yang terjadi sekarang ini, dan kesadaran akan hal itulah yang membuat saya tertawa-tawa agak sinis seperti orang gila (saya seratus persen waras). Tawa heran dan sinis ini saya tujukan pada mereka para politisi yang menjadi pemimpin negeri ini, untuk mereka para intelektual yang tradisional, untuk mereka orang-orang pintar tapi bodoh yang mati hati nuraninya, dan untuk mereka orang-orang sehat tapi berpura-pura buta, tuli, dan bisu. Ya, untuk mereka para pemimpin yang mementingkan citra, harta, kehormatan, dan kepentingan dibandingkan dengan pengabdian. Kisah-kisah komedi ala politisi yang berkedok pengabdian namun sejatinya hanyalah jual beli kepentingan ini sangatlah gamblang dan jelas terpapar didepan mata kita. Sedikit saja kita mau membuka mata dan akan terlihatlah pertunjukkan para politisi yang senang mempolitisasi berbagai hal demi kepentingan pribadi dan golongan. Rasanya lengkap memang yang terjadi dinegeri ini mulai dari korupsi, suap, mafia, dan kriminalisasi sampai para intelektual gedung kura-kura yang senangnya berdebat kusir tanpa arah. Dari rakyat yang kelaparan, kesulitan karena tidak punya penghasilan sampai pemimpin yang mengeluhkan gajinya karena mungkin masih merasa kurang kaya. Lengkap bukan, sangat menghibur bukan, sekali lagi mereka semua sangat pantas untuk tepuk tangan kita semua.
Oh iya, saya belum menceritakan apa sebenarnya yang memancing keluarnya tawa heran dan sinis dari mulut saya. Jadi, malam ini tanggal 2 februari 2011 saya lagi melihat kelakuan para politisi kita yang sangat sulit dipahami memang, agaknya butuh orang sejenius Enstein untuk memahami kelakuan dan tingkah laku para politisi ini. Kelakuan dan tingkah laku mereka yang sulit dipahami ini muncul dari para politisi senayan yang berkali-kali berkoar akan mendukung pemberantasan korupsi di negeri ini, di satu-satu sisi mereka dengan garang menyatakan akan mengawal penyelesaian kasus century yang memang sudah terkatung-katung cukup lama namun disisi lain mereka justru sibuk berdebat satu sama lain tentang status pimpinan sebuah lembaga anti korupsi yang mereka anggap tidak pantas hadir dalam sidang anggota dewan yang terhormat itu karena masih berstatus tersangka sebuah kasus suap yang juga hingga kini sangat misterius penyelesaiannya. Mengherankan bukan, mereka yang katanya ingin membantu memberantas korupsi justru malah berdebat bahkan akhirnya walk out dari sidang yang mereka buat sendiri yang katanya sebagai salah satu upaya untuk memberantas korupsi. Alih-alih membantu, dengan sibuk berdebat satu sama lain membesar-besarkan masalah yang bukan substansinya mereka justru tidak menyelesaikan apapun, kalau tidak mau disebut mempersulit situasi saja. Ini baru satu contoh saja yang terjadi hari ini kawan, melihat hal itu rasanya pernyataan Gus Dur presiden ke-4 republik ini yang mengatakan bahwa politisi Indonesia itu seperti anak TK rasanya memang benar. Mereka mengatakan ini tapi melakukan itu, mereka ribut berkoar akan kontribusinya besar untuk negeri ini, untuk menyejahterakan rakyat katanya padahal merekalah yang disejahterakan oleh rakyat. Ya seperti anak TK mereka ribut melakukan ini itu yang sebenarnya jauh panggang dari api.
Satu lagi cerita yang menggelikan buat saya adalah ketika presiden republik yang terhormat berkeluh kesah karena gaji tidak naik-naik selama 7 tahun. Entah apa yang ada dikepala pemimpin kita ini, beliau mengatakan hal itu disaat masih ada rakyatnya yang makan gaplek dan ketela rebus. Bayangkan saja kawan negeri ini tidak sedang dijajah, tidak juga sedang berperang tapi rakyatnya masih ada yang mengkonsumsi ketela rebus seperti ketika zaman perang dengan penjajah. Nampaknya gaji sebesar 62 juta plus dana taktis 2 miliar belum cukup bagi beliau, kalo buat saya mungkin bapak presiden kita ini harus ikut salah satu program tv yang bintang tamunya harus menginap dan hidup selama beberapa hari dengan orang-orang yang untuk makan saja susah. Kalau tidak mau, ya janganlah merasa sudah meraih prestasi dan meminta gaji lebih atau meminta lebih dihormati. Karena sejatinya memimpin dan menjadi pemimpin itu bukan lah menjadi tuan yang harus dilayani setiap kemauannya, menjadi pemimpin bukan juga berarti hidup enak di istana negara yang megah. Melainkan harus menjadi pelayan bagi rakyat yang dipimpin, seperti kata Haji Agus Salim memimpin adalah menderita.
Malam saya semakin lengkap ketika kelakuan para politisi pemimpin kita sekarang ini dibandingkan dengan sikap-sikap para politisi negarawan besar dimasa lalu, seperti bung Karno, bung Hatta, bung Sjahrir, dan Haji Agus Salim. Bukan untuk romatisme berlebih tapi rasanya kita dan para politisi pemimpin kita itu perlu untuk melihat lagi teladan dari para pemimpin bangsa itu. Mereka para negarawan itu tidak lah hidup enak seperti politisi yang ada sekarang. Bung Karno, bung Hatta, bung Sjahrir dan Haji Agus salim, mereka semua hidup sangat sederhana bahkan mungkin sama melaratnya dengan kebanyakan rakyat yang mereka pimpin. Kebanyakan dari kita tidak tahu bahwa ternyata bung Karno itu pernah berhutang 1800 gulden pada negara hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya atau seorang Haji Agus Salim yang tinggal bersama keluarga besarnya (8 anak) di sebuah rumah yang hanya punya satu kamar tidur. Atau Bung Sjahrir mantan perdana menteri yang tidak punya rumah setelah masa jabatannya habis (bisakah kita bayangkan seorang perdana menteri tidak punya rumah), orang yang sama bahkan kemudian dipenjarakan walaupun kemudian pulang jasadnya sebagai pahlawan. Atau bung Hatta wakil presiden pertama republik ini yang menolak semua tawaran untuk hidup enak dan memilih hidup sederhana untuk melayani rakyat dan memperjuangkan negeri yang dicintainya. Bisakah kita bayangkan semua kesederhanaan mereka itu padahal mereka adalah pembesar negeri ini, kalau dengan konteks sekarang mereka dengan mudah bisa mencari kekayaan dari negeri ini kalau mereka mau. Mereka juga tidak pernah minta dihargai oleh rakyatnya, tapi mereka adalah negarawan yang dikagumi dan dicintai secara sukarela oleh rakyatnya. Panggilan “bung” yang melekat pada diri mereka menandakan hal tersebut, panggilan yang dilandasi rasa hormat terhadap sikap mereka yang begitu mencintai negeri ini dan negeri ini pun mencintai mereka. Sedangkan hari ini rasanya sulit bagi saya yang masih muda ini untuk menemukan satu saja politisi yang seperti bung Karno, bung Hatta, bung Sjahrir, atau Haji Agus Salim. Keadaan sekarang dengan politisi kita yang bagaikan negosiator, yang hobinya bernegosiasi jual beli kasus membuat kita seringkali terheran-heran sulit memahami jalan pikiran mereka.
Hari-hari ini kita disaji sebuah komedi. Ya, itulah komedi ala politisi yang membuat rakyat sebagian tertawa kecil nan sinis dan sebagian lagi pening melihat komedi ini. Begitu rumitnya lakon komedi ala politisi ini membuat kita merindukan sosok negarawan yang mengerti arti pengabdian. Kita merindukan sosok seperti bung Karno, bung Hatta, bung Sjahrir, atau Haji Agus Salim yang dicintai dan dihormati rakyatnya karena mereka memimpin dengan pengabdian bukan dengan kepentingan. Kalo bagi saya, seandainya bisa biarlah bung Karno, atau bung Hatta, atau bung Sjahrir atau Haji Agus Salim memimpin negeri ini sekali lagi. Ya, kita merindukan pemimpin seperti mereka yang sekarang tak kunjung datang. Seperti kata Chairul Anwar dalam akhir salah satu sajaknya, “akankah masih ada Bung…yang lain”. Ya, akankah masih ada Bung yang lain?

Jumat, 17 September 2010

STILL UNTITLED

I waiting for a mystery of wait.

Kemaren ini saya melakukan dua hal yang cukup penting bagi saya, dan setidaknya untuk hubungan saya dengan beberapa orang teman. Persamaannya adalah keduanya bisa saja sama-sama berakhir menyakitkan, perbedaannya adalah yang satu sudah pasti, saya ulangi pasti berakhir menyakitkan dan yang satu lagi masih bisa saja walaupun kemungkinan besar berakhir menyakitkan juga.
Saya sudah mengakhiri sesuatu dan mencoba memulai sesuatu yang baru. Untuk memulai sesuatu itulah saya menunggu, mungkin semuanya akan bertanya kenapa harus menunggu? Kenapa tidak langsung memulai saja sendiri? Well, yah apa yang ingin saya mulai dari awal lagi tidak lagi tergantung pada diri sendiri tapi ini berkaitan dengan orang lain. Saya sudah melakukan apa yang perlu saya lakukan untuk memulai sesuatu yang baru tersebut, yang kurang mungkin adalah kesabaran. Dan sekarang itu sudah jauh berkurang, waktu dan situasi sekarang membuatnya melorot jauh. Alih-alih semakin mendekati kenyataan, waktu dan situasi justru semakin rumit membuatnya semakin jauh dari kata “menjadi kenyataan”.
Dari sini saya dapati bahwa kesabaran itu erat sekali dengan keyakinan. Saya menjadi tua dengan cepat dan sekarang sedang sekarat, kalau seandainya umur saya diukur dengan keyakinan terhadap apa yang tunggu-tunggu. Yah, saya kehilangan keyakinan perlahan, it’s just gone. Saya merasakan itu, dunia terbalik seperti roda. Benar-benar terbalik, saya tadinya ada di atas sekarang tergeletak di bawah. Ternyata sangat susah untuk membuat orang lain bahagia. Saya akan tersenyum kalau orang lain itu juga tersenyum, tapi yang rumit adalah mempertahankan senyum 3cm tetap lebar ketika semua tidak berjalan sesuai keinginan.
Mungkin saya terlalu simple memandang ini, saya lupa bahwa saya sedang mencoba membahagiakan hati manusia juga, yang punya pikiran dan hati juga. Yah, tau apa saya soal membahagiakan orang lain. Sampai akhirnya sekarang saya terjebak dalam kerumitan ketidakpastian. Deadline tidak berlaku dalam kasus ini, itu lah yang membuatnya semakin menjadi rumit, kawan. Tidak ada dealine tidak ada tanggal pasti kapan jawaban itu akan datang, ketidakpastian. Absurd sekali, waktu sebagai hal paling pasti didunia ini sekarang justru berjalan menambah ketidakpastian, terus menggerus keyakinan.
Yah, saya mungkin sudah salah langkah tapi saya belajar dari sini. Dari situasi ini saya belajar, saya memang bermaksud baik ingin membahagiakan orang lain. Tapi saya mungkin lupa saya hanya manusia biasa terbatas pada waktu, keadaan, kesabaran dan keyakinan. Mungkin lain kali saya harus bilang, “Saya cuma manusia. Tidak akan pernah bisa membahagiakan kamu, tapi mintalah kebahagiaan mu pada Tuhan. Dan mungkin Ia akan memberikan kebahagiaan mu melalui saya”.

I still waiting for mystery of wait. But whatever ending that will comes, this “Yellow” will be always play for you or remind of you.

Jumat, 04 Juni 2010

Manusia Setengah Dewa di Negeri Para Bedebah

Ada satu negeri yang dihuni para bedebah,
Yaitu negeri yang pemimpinnya hidup mewah tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Di negeri itu orang baik dan bersih dianggap salah,
Dipenjarakan karena sering bertemu wartawan

(Negeri Para Bedebah, Adi Massardi)


Manusia Setengah Dewa di Negeri Para Bedebah

Ada sebuah bangsa di dunia ini yang dianugerahi dengan berbagai macam kelimpahan oleh sang pencipta. Tanah-tanah di negeri itu sanggup menumbuhkan apapun untuk menghidupi rakyatnya, tangan kita hanya perlu melempar sebuah biji tanaman dan kemudian tanaman tersebut akan tumbuh subur memberikan hasilnya untuk kita nikmati. Semudah itu lah hidup di negeri itu.
Laut-laut dinegeri itu punya kekayaan yang sangat luar biasa, penduduknya hanya perlu menyebarkan jala atau menyelam barang satu atau dua meter dan kemudian semuanya akan cukup untuk menghidupi mereka.
Seharusnya rakyatnya makmur, seharusnya rakyatnya sejahtera, atau seharusnya negeri itu menjadi adidaya di dunia. Itu “seharusnya”, kalau kita berada di alam mimpi maka negeri itu akan menjadi seperti apa yang “seharusnya”, namun kalau kita kembali ke dunia nyata negeri itu akan menjadi anomali untuk yang “seharusnya”. Penduduk dinegeri itu sengsara, sebagian besar penduduk dinegeri itu adalah kaum tidak berpunya. Itulah ironi yang ada dinegeri kaya tersebut.
Kalau kita melihat kenegeri lain maka kita akan menemukan bahwa yang disebut kaum marjinal adalah mereka yang hidupnya sengsara, kaum yang terpinggirkan karena uang, warna kulit, dan tempat tinggal mereka. Sekarang kita kembali ke negeri yang sangat kaya raya tadi, semuanya akan terbalik seratus delapan, ah tidak semuanya akan terbalik tiga ratus enam puluh derajat jauh dari normal. Dinegeri itu yang disebut kaum marjinal adalah orang-orang kaya yang hidup berkecukupan atau malah cenderung berlebihan, mereka adalah para penguasa dan konglomerat pencari keuntungan. Kenapa orang-orang kaya dengan baju rapi, mobil bagus, dan bau harum menjadi kaum marjinal dinegeri itu?. Ya begitulah teman, karena mayoritas rakyat negeri itu adalah kaum miskin yang harus berjuang demi hidup mereka, jauh dari baju yang rapi karena baju satu-satu yang mereka kenakan adalah kaos dengan lobang disana-sini, jauh dari kendaraan yang bagus karena satu-satunya alat transportasi yang mereka punya adalah kaki-kaki serta sandal jepit usang mereka, jauh dari bau harum tubuh mereka karena satu-satunya wangi-wangian yang mereka punya adalah keringat mereka. Begitulah mereka, hidup sebagai manusia yang berada ditingkatan paling akhir dalam rantai makanan negeri itu, selalu jadi korban penguasa yang buta dan selalu jadi mangsa pengusaha yang serakah. Tapi tahukah kamu ada satu hal yang membuat rakyat negeri itu patut diteladani, itulah senyum mereka teman. Senyum mereka yang ikhlas menerima semua hal dalam hidup dari yang baik hingga yang buruk sekalipun.
Kenapa negeri kaya itu menjadi begitu miskin dan lemah. Tidak perlu jadi professor untuk mengetahuinya, teman. Seorang awam pun akan mengerti dengan mudah untuk hal yang satu ini. Penguasa, mereka dikuasai oleh sekelompok orang yang sebagian dari mereka adalah orang buta tuli dan sebagian lagi adalah pengecut. Mereka dipimpin orang buta tuli yang tidak bisa melihat keadaan sebenarnya rakyat negeri itu, tidak bisa mendengar jerita kepayahan puluhan juta rakyat yang kelaparan. Sebagian dari penguasa yang buta tuli ini masih punya nurani, tapi apa daya mereka buta tuli pula walaupun mau tapi mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi mereka hanya dikendalikan oleh sekelompok penguasa lainnya yang berjiwa pengecut. Penguasa pengecut ini hanya bisa berkoar bahwa mereka memihak rakyat, tapi yang mereka lakukan adalah menindas rakyat. Penguasa satu ini terlampau pengecut, mereka terlalu takut akan harta. Harta hanyalah satu-satunya yang berharga bagi mereka sehingga mereka sangat takut akan kehilangan hal yang berharga tersebut walupun hanya sepeser demi negerinya sendiri, mereka akan melakukan apapun demi menjaga dan memperbanyak harta mereka, mereka menindas dan mereka menjilat semua untuk satu tujuan yaitu demi mendapatkan harta. Mereka terlanjur menjadi pengecut yang dipebudak harta,tidak memiliki secuil pun keberanian untuk bertindak benar.
Sekarang sedang dicari seorang manusia yang berani mati demi negeri ini, seorang manusia mampu menolak semua godaan, menghapus semua ketakutan, dan teguh menegakkan kebenaran. Manusia ini dibutuhkan negeri ini untuk menghapus segala macam penindasan tingkat tinggi yang sekarang menjamur di negeri ini. Menjamur seperti virus, meresap hingga menjadi budaya walaupun sebenarnya itu hanya budaya sekelompok penguasa negeri ini. Dinegeri itu manusia dengan integritas seperti ini akan disebut sebagai MANUSIA SETENGAH DEWA, rakyat negeri itu sudah lama hidup menderita dan mereka sangat merindukan hadirnya seorang manusia setengah dewa yang berani menantang penguasa mereka yang kejam dan berani berkorban nyawa sekalipun untuk rakyat negeri tersebut. Mungkin mustahil orang seperti itu akan muncul teman, tapi seperti rakyat negeri itu yang terus berharap. Kita juga harus menunggu teman, nanti kita akan melihat jawabannya.

Rabu, 02 Juni 2010

Untuk Saudaraku Di Indonesia


Saya tidak tahu, mengapa saya harus menulis dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia,, Namun, jika kalian tetap bertanya kepadaku,kenapa?? Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki Adalah karena Negeri kalian berpenduduk muslim Terbanyak di punggung bumi ini,,,,bukan demikian saudaraku??? Disaat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis da'wah dari Jama'ah haji asal Indonesia, dia mengatakan kepadaku, setiap tahun musim haji ada sekitar 205 ribu jama'ah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini?!!!?. Wah,,,,sungguh jumlah angka yang sangat fantastis & membuat saya berdecak kagum, Lalu saya mengatakan kepadanya, saudaraku,,,,jika jumlah jama'ah Haji asal GAZA sejak tahun 1987 Sampai sekarang di gabung,,itu belum bisa menyamai jumlah jama'ah haji Dari negeri kalian dalam satu musim haji saja. Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat di banding kalian yah? Wah?.wah?pasti uang kalian sangat banyak yah, apalagi menurut sahabatku itu ada 5 % dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji untuk yang kedua kalinya,,,Subhanallah.

Wahai saudaraku di Indonesia,
Pernah saya berkhayal dalam hati,,kenapa saya & kami yang ada di GAZA ini, tidak dilahirkan di negeri kalian saja. Wah?.pasti sangat indah dan mengagumkan yah. Negeri kalian aman, kaya dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui Tentang negeri kalian. Pasti para ibu-ibu disana amat mudah Menyusui bayi-bayinya, susu formula bayi pasti dengan mudah kalian dapatkan di toko-toko & para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan. Ini yang membuatku iri kepadamu saudaraku Tidak seperti di negeri kami ini, saudaraku, anak-anak bayi kami lahir di tenda-tenda pengungsian. Bahkan tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulance yang akan mengantarkan istri kami Melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah, Sehingga istri-istri kami terpaksa melahirkan diatas mobil,,,,yah diatas mobil saudaraku!! Susu formula bayi adalah barang yang langka di GAZA sejak kami di blokade 2 tahun lalu, Namun isteri kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga dua tahun lamanya Walau, terkadang untuk memperlancar ASI mereka, isteri kami rela minum air rendaman gandum. Namun,,,mengapa di negeri kalian , katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah & ibunya , terkadang ditemukan mati di parit-parit, di selokan-selokan dan di tempat sampah,,,,itu yang kami dapat dari informasi televisi.

Dan yang membuat saya terkejut dan merinding,,, ,, ternyata negeri kalian adalah negeri yang tertinggi kasus Abortusnya untuk wilayah ASIA,,,,Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian..??? Apakah karena di negeri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami disini, sehingga orang bisa melakukan hal hina tersebut?.!! !, sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa bagi kami di sini. Memang hampir setiap hari di GAZA sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati, Namun, bukanlah diselokan-selokan,,,,atau got-got apalagi ditempat sampah?saudaraku! !!, Mereka mati syahid,,,saudaraku! mati syahid karena serangan roket tentara Israel !!!

Kami temukan mereka tak bernyawa lagi dipangkuan ibunya ,di bawah puing-puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan roket tentara Zionis Israel, Saudaraku,,, ,bagi kami nilai seorang bayi adalah Aset perjuangan perlawanan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan Negeri ini. Perlu kalian ketahui,,,sejak serangan Israel tanggal 27 desember (2009) kemarin, Saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 diantaranya adalah anak-anak kami Namun,,,,sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru Dijalur Gaza, dan Subhanallah kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar,,,Allahu Akbar!!!

Wahai saudaraku di Indonesia,
Negeri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah, Namun kenapa di negeri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi ,menderita busung lapar,,,, Apa karena kalian sulit mencari rezki disana..? apa negeri kalian sedang di blokade juga..? Perlu kalian ketahui,,,saudaraku , tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi apalagi sampai mati kelaparan,,, walau sudah lama kami diblokade. Kalian terlalu manja?!? Saya adalah pegawai Tata usaha di kantor pemerintahan Hamas Sudah 7 bulan ini, gaji bulanan belum saya terima, tapi Allah SWT yang akan mencukupkan rezki untuk kami. Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda Baru saja melangsungkan pernikahan,, ,yah,,,mereka menikah di sela-sela serangan agresi Israel, Mereka mengucapkan akad nikah,,,,diantara bunyi letupan bom dan peluru saudaraku. Dan Perdana menteri kami, yaitu ust Isma?il Haniya memberikan santunan awal pernikahan Bagi semua keluarga baru tersebut.

Wahai Saudaraku di Indonesia,
Terkadang saya pun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqoh pembinaan Di Negeri antum, seperti yang diceritakan teman saya tersebut,,,, Program pengajian kalian pasti bagus bukan, banyak kitab mungkin yang telah kalian baca, dan Buku-buku pasti kalian telah lahap,,,kalian pun sangat bersemangat bukan, itu karna kalian punya waktu.Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini wahai saudaraku. Satu jam,,,yah satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqoh Setelah itu kami harus terjun langsung ke lapanagn jihad, sesuai dengan tugas yang Telah diberikan kepada kami. Kami di sini sangat menanti-nantikan hari halaqoh tersebut Walau Cuma satu jam saudaraku,,, ,Tentu kalian lebih bersyukur, kalian lebih punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqoh, Seperti ta'aruf, tafahum dan takaful di sana. Hafalan antum pasti lebih banyak dari kami,,, Semua pegawai dan pejuang Hamas di sini wajib menghapal surat al anfaal sebagai nyanyian perang kami, saya menghapal di sela-sela waktu istirahat perang ,,, bagaimana Dengan kalian?? Akhir desember kemarin, saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama, ia diantara 1000 anak yang tahun ini menghapal al qur?an, umurnya baru 10 tahun , Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal al quran ketimbang anak-anak kami disini, di Gaza tidak ada SDIT seperti di tempat kalian, yang menyebar seperti jamur sekarang. Mereka belajar di antara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah Diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun pohon kurma,,,, yah di tempat itulah mereka belajar Saudaraku,, bunyi suara setoran hafalan al quran mereka bergemuruh diantara bunyi-bunyi senapan tentara Israel? Ayat-ayat Jihad paling cepat mereka hafal,,,karena memang didepan mereka tafsirnya. Langsung Mereka rasakan.

Wahai Saudaraku di Indonesia,
Oh, iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat aksi solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia, kami menyaksikan demo-demo kalian disini. Subhanallah, ,,,,kami sangat terhibur, karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan disini. Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami di sini, termasuk kalian di Indonesia. Namun,,,bukan tangisan kalian yang kami butuhkan saudaraku Biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti nanti di akhirat yang dicatat Allah sebagai Bukti ukhuwah kalian kepada kami. Doa-doa kalian dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya. Oh,,,iya hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya Untuk menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telepon dan fax yang masuk Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi Salam untuk semua pejuang-pejuang islam di Indonesia.